Senin, 28 Juni 2010

Mengabadikan 17 januari

Waktu itu dengan tak terduga dia datang dg cara yg biasa,sederhana dan apa adanya.
Saat itu aku pun dg cara yg sama dan tanpa suka cita yg berlebihan menyambutkan dengan senyum selayaknya mendapat teman baru.
Kala itu aku hanya percaya bahwa Tuhan akan memberiku waktu lebih lama untuk menata kembali hidup yg tak terkendali.
Nyatanya dia mengirimku engineer yg membawaku sdemikian rupa ke dalam dunianya.
Dan kami pun berbagi. Dan kami pun saling melengkapi. Dan baru kali ini sesalku tiada henti setelah kekalahanku thadap apa yg disebut puber.
Euh..proses hidup..
Tuhan,terima kasih..stiap hari aku slalu mensyukurinya..sama spt aku mensyukuri nikmatnya oksigen dalam aliran darahku..sama spt aku merasakan derap pacu jantungku oleh sentuhan ajaibMU..
Dan aku slalu mensyukurinya..sampai meneteskan air mata ketika aku mendapati diriku mengikuti gerakan shalatnya..
Terima kasih Tuhan, tolong mudahkan jalan kami untuk membentuk konstruksi yg kokoh untuk membingkai hati kami dalam imanMU..